Jakarta – Operasi Zebra 2025 yang telah berlangsung selama empat hari sampai Kamis, 20 November 2025, menunjukkan adanya stabilitas dan arah yang terjaga di seluruh wilayah Indonesia. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kakorlantas Polri Irjen Pol. Drs. Agus Suryonugroho, S.H., M.Hum., yang menekankan pentingnya konsistensi pelaksanaan di lapangan dan pemanfaatan data harian sebagai dasar pengambilan keputusan operasional yang efektif.
Menurut Kakorlantas, keberhasilan Operasi Zebra sangat bergantung pada kemampuan jajaran kepolisian dalam menganalisis dinamika situasi setiap hari. “Setiap data harian harus diterjemahkan menjadi langkah operasional yang terukur agar Operasi Zebra berjalan efektif,” ujarnya. Selain itu, keberadaan personel yang konsisten juga memberikan rasa aman kepada masyarakat.
Dalam bidang edukasi lalu lintas, data resmi menunjukkan peningkatan signifikan di hari keempat dengan tercatat 41.340 kegiatan bimbingan penyuluhan (Binluh), seperti sambang komunitas, sosialisasi di sekolah, kampus, dan perusahaan. Penyebaran materi keselamatan berkendara berupa leaflet, stiker, spanduk, dan billboard juga mencapai 552.772 kegiatan, yang turut memperkuat literasi keselamatan di masyarakat.
Publikasi melalui media cetak, elektronik, dan media sosial tercatat mencapai 346.996 kegiatan, dengan fokus pada narasi edukasi keselamatan, imbauan tertib berlalu lintas, serta pembaruan aktivitas Operasi Zebra. Kakorlantas menegaskan bahwa edukasi merupakan fondasi perubahan perilaku masyarakat karena pemahaman aturan dapat meningkatkan keselamatan berlalu lintas.
Pada sisi preventif, tercatat 511.200 kegiatan yang meliputi pemeriksaan keselamatan kendaraan dan pengemudi di berbagai lokasi. Termasuk didalamnya ramp check bus dan truk sebanyak 9.920 kegiatan, serta pengecekan kelengkapan kendaraan di institusi pendidikan dan perusahaan sebanyak 13.492 kegiatan. Penempatan personel pada titik-titik rawan pelanggaran dan patroli juga dilakukan lebih dari 150 ribu kali, dengan pengaturan lalu lintas (Turjawali) mencapai 333.436 kegiatan.
Dalam aspek penegakan hukum, hari keempat mencatat penindakan sebanyak 245.642 perkara. Sistem ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement) statis dan mobile menguasai dengan 27.891 dan 25.137 perkara. Tilang manual digunakan hanya untuk pelanggaran tertentu, terdata 4.393 perkara, sedangkan teguran mencapai 188.221 kasus sebagai pendekatan humanis. Pelanggaran helmet SNI mendominasi roda dua dengan 69.039 kasus, diikuti pelanggaran balap liar yang meningkat menjadi 281 kasus, serta pelanggaran pengendara di bawah umur sebanyak lebih dari 11 ribu kegiatan.
Penertiban balap liar berlangsung dengan tercatat 284 kegiatan dan pengamanan 271 kendaraan roda dua, khususnya di wilayah Jawa Timur yang melaporkan 256 kegiatan. Selain itu, upaya keselamatan pejalan kaki dilakukan dengan menempatkan personel di penyebrangan, zona sekolah, pasar, dan pusat keramaian guna melindungi kelompok rentan di jalan.
Data kecelakaan lalu lintas selama operasi ini mencatat 671 kasus, yang mengakibatkan 69 orang meninggal dunia, 119 luka berat, 860 luka ringan, serta kerugian material senilai Rp1,346 miliar. Kakorlantas meminta jajaran untuk memetakan titik-titik rawan kecelakaan dan melakukan tindakan korektif seperti rekayasa lalu lintas serta pemasangan rambu sementara untuk mencegah kejadian serupa.
Pantauan media menunjukkan sentimen publik stabil dengan dominasi narasi humanis dan edukasi keselamatan berkendara. Kakorlantas mengimbau agar publikasi dengan konten edukatif dan dokumentasi lapangan terus ditingkatkan untuk memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap profesionalitas Polri selama pelaksanaan Operasi Zebra.
Di akhir pernyataannya, Kakorlantas Polri Irjen Pol. Drs. Agus Suryonugroho, S.H., M.Hum. mengajak seluruh masyarakat untuk terus mematuhi aturan lalu lintas dan saling menghormati di jalan demi keselamatan bersama. Ia menekankan keberhasilan operasi ini merupakan hasil kerja sama antara petugas dan masyarakat dengan komitmen menjaga kualitas pelayanan sepanjang Operasi Zebra 2025.
