SorotNegeri – Sejumlah daerah di Indonesia tengah menghadapi cuaca panas karena tidak adanya hujan dalam beberapa hari terakhir. Suhu di beberapa wilayah mengalami peningkatan signifikan.
Menurut Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Guswanto, kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk dinamika atmosfer.
Guswanto menyebutkan, “Dalam beberapa hari terakhir, aktivitas fenomena atmosfer cukup berpengaruh terhadap peningkatan curah hujan.”
Faktor yang memengaruhi termasuk kondisi El Nino dan Dipole, yang mengakibatkan suhu permukaan laut naik-turun. Kondisi El Nino Moderate dan Dipole Mode Positif menunjukkan potensi curah hujan rendah di wilayah Indonesia.
Potensi curah hujan rendah ini teridentifikasi melalui analisis kondisi iklim global, dengan nilai NINO 3.4 sebesar +1.70 dan nilai SOI sebesar -6.0 untuk El Nino Moderat. Nilai DMI sebesar +1.21 juga menunjukkan Dipole Mode Positif.
Pengaruh cuaca panas di sejumlah daerah juga disebabkan oleh ketidakmeratan curah hujan. Hujan dapat mengurangi panas dan intensitas sinar matahari karena pergerakan awan hujan.
Guswanto menjelaskan bahwa analisis Outgoing Longwave Radiation (OLR), Madden Julian Oscillation (MJO), dan aktivitas gelombang ekuator menunjukkan kecenderungan peningkatan aktivitas konvektif di beberapa wilayah, seperti Pulau Sumatera bagian utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, NTB, NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Ditambahkan Guswanto, potensi curah hujan yang tidak merata juga terlihat dari pantauan daerah konvergensi yang hanya terjadi di beberapa wilayah, seperti Laut Natuna, Sumatera bagian utara dan tengah, Kalimantan bagian selatan, Selat Makassar, Sulawesi bagian selatan, Laut Flores, Laut Banda, dan Laut Arafura, NTT, dan Maluku.
Baca Juga : Kampanye Sadar Wisata 5.0 Tingkatkan Ketangguhan Desa Wisata Sebagai Penggerak Ekonomi Masyarakat