Bripka Joko tukang gali kubur sukarela
Berita Terkini

Bripka Joko: Kisah Inspiratif Seorang Polisi yang Menjadi Tukang Gali Kubur Secara Sukarela

Jakarta – Kisah nyata Bripka Joko Hadi Aprianto (37) memunculkan kisah yang menghangatkan hati dan memberikan inspirasi bagi banyak orang. Di balik seragam kepolisiannya, Bripka Joko memiliki kegiatan sosial yang tidak biasa: dia adalah seorang tukang gali kubur sukarela yang telah mengabdikan dirinya untuk membantu masyarakat selama lebih dari dua dekade.

Seorang personel kepolisian yang dikenal dengan dedikasi sosialnya itu telah menyita perhatian Kapolri, yang tidak hanya memberikan apresiasi tetapi juga berdialog langsung dengan Bripka Joko mengenai aksi kemanusiaan yang dilakukannya. Kapolri terdengar menanyakan intensi di balik pengabdian Bripka Joko terhadap masyarakat. “Kamu kan sekarang polisi dan sampai sekarang terus berlanjut menggali kubur, apa yang ada di hatimu saat ikut membantu melaksanakan gali kubur. Niat mu apa?,” tutur Kapolri, ingin mengupas lebih dalam motivasi Bripka Joko dalam tugas sosial di luar kepolisian ini.

Dengan tulus, Bripka Joko memberikan jawaban yang menunjukkan sekali lagi kualitas hatinya, “Izin jenderal kalau dahulu buat nyari rezeki kalau sekarang untuk amal. Karena setiap bulan, mohon izin pasti nombok. Karena untuk orang tidak mampu saya gratiskan, tapi saya tetap gaji karyawan.”

Kapolri tidak hanya mendengar tetapi juga nampak tergerak oleh pengalaman dan cerita dari Bripka Joko, menyatakan bahwa menjadi tukang gali kubur merupakan niat yang sangat mulia, yang sejatinya mencerminkan dedikasi sosial anggota kepolisian yang patut diberi apresiasi. “Niat mu mulia untuk amal,” tambah Kapolri, merespon keinginan Bripka Joko untuk berbuat lebih banyak melalui penggalian kubur gratis untuk mereka yang memerlukan.

Di sisi lain, ketika Kapolri menyinggung peluang pendidikan lebih lanjut dalam kesempatan tersebut, Bripka Joko justru mengutarakan keinginannya untuk memperluas area makam demi kebutuhan masyarakat luas. “Sudah sekolah belum. Mau sekolah perwira?,” tanya Sigit, yang kemudian dijawab keinginan Bripka Joko, “Mohon izin Jenderal, mohon maaf ingin nambah tanah wakaf kuburan karena mulai penuh untuk masyarakat.”

Mengenai rencana perluasan lahan area makam tersebut, Kapolri mengharapkan komunikasi yang baik dengan pihak terkait. “Ini nanti dibantu dikomunikasikan ya,” tuturnya. Sigit melanjutkan dengan menekankan pentingnya Bripka Joko untuk konsisten sebagai polisi yang baik dan seorang pelayan masyarakat. Beliau juga berharap bahwa contoh yang dihadirkan Bripka Joko dapat menular kepada seluruh personel Korps Bhayangkara. “Dan tolong niat baik ini diturunkan bukan hanya ke anak-anak mu saja, tetapi juga ke rekanmu yang lain. Terus menjadi polisi yang baik,” pesan Sigit.

Bripka Joko, yang juga telah melaksanakan wakaf lahan pemakaman sebagai bagian dari kegiatan sosialnya, rupanya telah mengawali kegiatannya sebagai penggali kubur saat ia baru duduk di bangku kelas 2 SMP. Hingga kini, dia tak henti-hentinya melayani masyarakat tidak hanya sebagai aparat keamanan tetapi juga sebagai individu yang ikut merawat keberlangsungan hidup masyarakat dari awal hingga akhir, literal dan metaforis. Kisah Bripka Joko menjadi bukti bahwa tindakan sosial nyata memiliki dampak yang tak terukur bagi banyak orang, membuka mata kita akan arti sebenarnya dari pengabdian kepada masyarakat.

 

Related posts

Ipda Ferry: Silancar dan MG Motor Tingkatkan Efisiensi Tugas Lapangan Kami

Geralda Talitha

Komjen. Pol. (Purn.) Drs. Arif Wachyunadi Dorong Anggota Polri Hidupkan Semangat Perjuangan melalui Hari Juang Polri

admin

Mengatasi Konflik Antar Suku di Indonesia

admin

Leave a Comment