SorotNegeri – Dalam perkembangan terkini dari pemerintah Indonesia, Mahfud MD, yang menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), mengumumkan pengunduran dirinya dari posisi tersebut sekaligus meletakkan ambisi politiknya untuk presiden dalam Pemilu 2024.
Keputusan serupa diambil oleh seorang pejabat tinggi di Kantor Staf Presidensial yaitu Deputi V Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Jaleswari Pramodhawardani, yang meninggalkan posisinya di tengah hangatnya isu tentang adanya rasa tidak nyaman di lingkungan internal kepresidenan menjelang pemilihan umum.
Mahfud MD menyatakan secara langsung ke Presiden Joko Widodo pada tanggal 1 Februari 2024, melalui pertemuan khusus dan surat resmi yang disampaikan sore hari pada pukul 16.30 WIB. Surat permohonan berhenti yang dibawanya cuma berisikan tiga paragraf yang padat, menurut konferensi pers dari kantor Menko Polhukam.
Bersamaan dengan itu, Jaleswari Pramodhawardani, memutuskan untuk mundur, menyatakan keinginan untuk tidak menjadi ‘beban politik’ bagi presiden dan institusi presiden. Jaleswari Pramodhawardani dikenal tergabung dalam tim kampanye Ganjar-Mahfud.
Presiden Joko Widodo sendiri menegaskan bahwa kabinetnya tetap solid dan berfungsi dengan baik. Tanggapannya terhadap pengunduran diri tersebut cukup diplomatis, menunjukkan penghormatan atas keputusan personal anggotanya.
Baca Juga : MK Tolak Uji Materil: DJP Tetap Bersatu dengan Kemenkeu
Dari perspektif analisis politik, Ujang Komarudin dari Universitas Al Azhar Indonesia mendukung keputusan Mahfud MD dengan menyampaikan bahwa selama di kabinet, Mahfud sering mengkritik pemerintah, khususnya di sektor hukum. “Ada konflik kepentingan yang bisa berpengaruh buruk bagi elektoral dan pencitraan,” ujar Ujang mengenai langkah Mahfud.
Meski ada opini yang menyebut langkah ini terlambat, Mahfud masih memiliki peluang untuk menarik suara menjelang hari pencoblosan yang dijadwalkan pada tanggal 14 Februari 2024.
Hal ini menimbulkan reaksi dari Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDI-P, yang menekankan harapannya agar teladan integritas yang ditunjukkan Mahfud MD dapat menyebar, termasuk kepada Prabowo Subianto, yang saat ini berperan sebagai Menteri Pertahanan. Hasto menyinggung dorongan mundur tersebut dalam wawancara di kantor DPP PDI-P.
Sejalan dengan itu, Lely Arrianie, pengamat politik dari Universitas Nasional, menilai bahwa Presiden Joko Widodo nampak sudah mempersiapkan pengganti Mahfud MD. Komentar ini muncul karena dalam beberapa kesempatan terakhir, Mahfud MD seakan tidak lagi menjadi bagian penting dalam kabinet.
Tidak lama sebelum keputusan pengunduran dirinya, tepatnya sepekan sebelumnya, Mahfud MD sempat menyampaikan rasa kehilangan ‘kehangatan’ dalam rapat kabinet, simbolisasi dari atmosfer yang telah berubah dalam lingkaran kekuasaan Indonesia.
Baca Juga : Prabowo-Gibran: Pasangan Ideal di Mata Rakyat?